![]() |
Ilustrasi | Foto : istimewa |
HPC,PALI - Dinas Kesehatan Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) mengungkap hasil laboratorium terkait kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) yang menimpa ratusan siswa sekolah. Pemeriksaan dilakukan oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat (BBLKM) Palembang terhadap sejumlah sampel seperti muntahan siswa, makanan, serta air untuk memasak.
Plt Kepala Dinas Kesehatan PALI, Andre Fajar Wijaya, menyebutkan bahwa dua faktor utama penyebab keracunan adalah tempe goreng dan air PAM yang digunakan untuk mengolah makanan.
“Tempe goreng terdeteksi mengandung Staphylococcus aureus sebesar 45.000, jauh melebihi ambang batas baku mutu yang ditetapkan Permenkes RI No. 2 Tahun 2023, yaitu di bawah 100,” jelas Andre pada Minggu, 18 Mei 2025.
Sementara itu, air bersih dari PAM dan sumur bor yang digunakan untuk pengolahan makanan juga dinyatakan mengandung bakteri Escherichia coli (E. coli) dan total coliform melebihi batas aman.
Adapun hasil uji terhadap sampel makanan lain seperti nasi, ikan tongkol suwir, dan sayur labu jagung, menunjukkan hasil negatif terhadap kontaminasi formalin, salmonella, shigella, dan vibrio cholera. Kadar E. coli di sampel makanan utama juga masih dalam batas aman.
Fakta penting hasil laboratorium:
Staphylococcus aureus pada tempe goreng: 45.000 (batas aman: <100)
Air PAM & air sumur bor: Mengandung E. coli dan coliform tinggi
Makanan utama: Negatif zat berbahaya dan bakteri patogen
Dinkes PALI mengimbau seluruh penyedia layanan makanan di sekolah maupun masyarakat umum untuk lebih memperhatikan standar kebersihan dan keamanan pangan, guna mencegah kasus serupa terulang.