Sejarah Hari TNI berawal dari kebutuhan akan kekuatan pertahanan negara pasca-Proklamasi 17 Agustus 1945. Mulanya, pemerintah membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada 22 Agustus 1945. Namun, ancaman kembalinya kekuatan kolonial memaksa pemerintah mengambil langkah tegas. Melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, BKR secara resmi diubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahir TNI.
Organisasi ini terus berkembang, mulai dari TKR menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, lalu menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), hingga pada 3 Juni 1947 secara resmi disahkan menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), hasil penyatuan TRI dengan badan-badan perjuangan rakyat. Penetapan tanggal 5 Oktober sebagai hari peringatan sendiri diperkuat melalui Keputusan Presiden RI Nomor 316 Tahun 1959.
Dalam peringatan tahun ini, TNI mengusung tema besar "TNI Prima, TNI Rakyat, Indonesia Maju".
- TNI Prima: Merupakan akronim dari Profesional, Responsif, Integratif, Modern, dan Adaptif. Ini mencerminkan komitmen TNI untuk terus meningkatkan kualitas prajurit dan sistem pertahanan agar mampu menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
- TNI Rakyat: Menegaskan kembali jati diri TNI sebagai tentara yang lahir dari rakyat, mengabdi untuk rakyat, dan menjunjung tinggi prinsip kemanunggalan TNI dengan rakyat.
- Indonesia Maju: Menjadi tujuan akhir, yaitu sinergi antara TNI dan rakyat dalam mendukung program pembangunan nasional demi terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan sejahtera.
Puncak perayaan Hari TNI secara tradisional diisi dengan kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh matra (Darat, Laut, dan Udara) dan terbuka untuk masyarakat umum:
- Upacara Militer Nasional: Dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia sebagai panglima tertinggi.
- Parade dan Defile Pasukan: Melibatkan ribuan personel TNI dari tiga matra yang menunjukkan kedisiplinan dan kekompakan.
- Unjuk Kekuatan Alutsista: Sebuah defile dan pameran statis alat utama sistem persenjataan (alutsista) modern, seperti tank, panser, artileri, hingga berbagai jenis pesawat dan kapal perang.
- Demonstrasi Kemampuan Prajurit: Meliputi aksi simulasi tempur gabungan, atraksi terjun payung, hingga manuver udara dari pesawat tempur.
- Kegiatan Sosial dan Hiburan Rakyat: Selain seremoni militer, perayaan juga diisi dengan kegiatan sosial seperti ziarah nasional ke taman makam pahlawan, bakti sosial, serta panggung hiburan rakyat yang menyajikan penampilan musisi nasional.
Peringatan Hari TNI menjadi refleksi atas komitmen para prajurit untuk menjaga kedaulatan negara, persatuan, dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), sekaligus menunjukkan modernisasi kekuatan pertahanan Indonesia kepada dunia.
.jpg)
