Iklan

Latest Post

Redaksi HITS PALI
Senin, Desember 08, 2025, 13:34 WIB
Last Updated 2025-12-08T06:39:39Z
DaerahNasionalPance KiteTrending

Tim Ekspedisi Patriot Ungkap Sejumlah Masalah di Kawasan Transmigrasi Petata PALI

Tim Ekspedisi Patriot umumnya bekerja selama sekitar 3 hingga 4 bulan, dengan program yang berjalan dari Agustus hingga Desember 2025, | Foto : Tim Ekspedisi Patriot 


PALI, HPC -  Serangkaian persoalan dasar masih membayangi kawasan transmigrasi Petata di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan. Hal itu terungkap dalam diseminasi hasil penelitian Tim Ekspedisi Patriot Petata–PALI yang digelar pada Kamis, 4 Desember 2025, di Ruang Rapat Sekretariat Daerah PALI yang lalu.


Tim yang terdiri dari 15 tenaga ahli lintas disiplin ini merampungkan kajian selama empat bulan, mencakup kondisi sosial-ekonomi, infrastruktur, hingga model kelembagaan desa. Pemerintah daerah melalui sejumlah OPD hadir untuk memverifikasi dan memperdebatkan rekomendasi yang dipaparkan.


“Kami berharap rekomendasi ini menjadi rujukan pemerintah daerah dalam merumuskan pembangunan jangka menengah dan panjang,” ujar Yeni Nopriani, Staf Ahli Bupati Bidang Politik, Hukum, dan Pemerintahan, saat membuka acara tersebut. Ia menekankan pentingnya penguatan masyarakat transmigran yang selama ini menjadi penggerak ekonomi desa-desa baru di PALI. 


Jalan Rusak, Minim Penerangan, Hingga Akses Pendidikan


Dalam paparannya, tim mendeskripsikan kondisi lapangan yang jauh dari ideal. Sejumlah ruas jalan antar-desa dilaporkan rusak dan sempit, sementara penerangan jalan umum nyaris tidak tersedia. Jarak fasilitas pendidikan yang terlalu jauh dari permukiman transmigrasi turut menjadi sorotan.


Temuan itu kemudian dibagi ke dalam rekomendasi jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang mulai dari perbaikan jalan, penambahan infrastruktur dasar, hingga penguatan layanan sosial di kawasan transmigrasi. 


Karet Masih Perkasa, Sawit Muncul Sebagai Penantang



Kajian tim di 16 titik Satuan Unit Lahan (SUL) menunjukkan bahwa karet masih menjadi tulang punggung ekonomi warga. Namun, pertumbuhan kelapa sawit yang pesat membuat komoditas ini dilirik sebagai alternatif unggulan baru.


Tim merekomendasikan pengembangan sawit dilakukan lebih sistematis—sejalan dengan perbaikan rantai pasok dan dukungan kelembagaan desa.


Usulan Model Kelembagaan Baru untuk Desa


Salah satu rekomendasi strategis tim adalah rancangan model kolaborasi kelembagaan, yang disebut terdiri dari tahap pra-inisiasi dan inisiasi. Model itu difokuskan pada sinergi antara OPD, pemerintah desa, serta lembaga ekonomi desa. Target akhirnya: memperkuat siklus ekonomi lokal agar tidak hanya bergantung pada komoditas primer.


Rekomendasi Menumpuk, Tantangan Ada di Eksekusi


Walau rekomendasi menyeluruh telah disampaikan, para peserta menyadari persoalan klasik tetap menghantui: kemampuan anggaran daerah dan koordinasi antar-OPD. Beberapa perwakilan OPD, seperti Dinas PUTR, Dinas Pertanian, Bappeda, Disdukcapil, dan Dinas Koperasi–UKM, menyatakan kesiapan menggunakan rekomendasi sebagai acuan program, namun pelaksanaannya akan dilakukan bertahap sesuai kapasitas daerah.


Diseminasi ini diharapkan menjadi pijakan baru bagi pemerintah PALI untuk mempercepat pembangunan kawasan transmigrasi Petata sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat transmigran yang selama ini menjadi bagian penting pembangunan wilayah.


Penulis : Amanah Nurauliya Hafizhah, S.P


Terkini