Rabu, Mac 02, 2022, 08:59 WIB
Last Updated 2022-03-02T02:15:33Z
Sastra

Sudahi Semuanya,Hanya Puisiku



Aku pernah bermimpi menjadi bintang yang paling bersinar,

mungkin bagiku saat itu aku sudah merasa tenar. 

Benar! aku menebar hal yang bagiku itu benar. 

Menjadi juara dilayar kaca dan digemari banyak orang? 

Bukan ajang kompetisi apalagi reality show. 

Aktris dengan peran utama bak papan layar atas, naik daun dengan sanjungan dan followers jutaan. 

Tak lupa pula akun centang biru sebagai tanda ketenarannya. 

Menggelikan mimpi yang tertunda karena tak ada bintang. Ah sialan, tertidur disiang hari rupanya.

Lantas kapan mimpiku itu datang?

Atau hanya sekedar rasanya? 

Ingat lagi cobaku ingat lagi, apakah sekarang aku sudah menjadi idaman banyak orang dengan ketenaran yang melejit?

Usahakan saja dulu apa yang kamu bisa , upayakan saja dulu apa yang kamu punya, jangan menyerah selagi kamu mampu meraihnya rasanya tak akan ada hal yang sia-sia, pesan ibuku saat itu. 

Ingat senandung lagu idol group pada waktu dulu 

"impian ada ditengah peluh bagi bunga yang mekar secara perlahan, usaha keras itu tak akan mengkhianati"

Kembali lagi begitulah pula pesan ibuku untukku. 

Ayolah tak ada ketenaran yang instan, sesuatu yang viral itu juga perlahan akan redup direnggut fyp. 

Panjat sosial juga tidak berlaku untuk seorang pendekar yang berkarya dengan banyak cara. 

Merajut kembali mimpi yang belum terwujud, bukan tebakan ,bukan prediksi karena pasti ada banyak bintang yang belum tau sinarnya terang bak benderang. 

Aku, kamu , kita dan mereka ingin tenar dijalannya masing-masing. 

Tenarmu tak menggoyahkan langkahku, aku mau tenar dijalan yang benar.


Sebuah Puisi karya :
Rosa Safitri,S.Sos / Sekjend RESEI
(Research and Social Empowerment Institute)

Tulisan ini telah tayang di www.inforesei.com