Isnin, Ogos 08, 2022, 22:01 WIB
Last Updated 2022-08-08T15:01:11Z
PALIsekolahTanah AbangTrending

Jadi Sarang Kelalawar,Siswa dan Guru Keluhkan Bau Tak Sedap

Salah satu sisi lokal kelas yang menjadi sarang Kelalawar (Foto : dok.Arly)


PALI,Hitspali.com--Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah membutuhkan suasana yang nyaman dan tenang agar ilmu yang di sampaikan oleh guru kepada siswa-siswinya dapat di terima dengan baik.Hal ini berbanding terbalik dengan yang di alami oleh guru dan murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 07 Tanah Abang,Desa Bumi Ayu,Kecamatan Tanah Abang Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).


Pasalnya,disekolah ini guru dan muridnya harus menahan bau amis dari kotoran kelelawar yang berserakan di salah satu lokal kelas.Bau kotoran ini sangat mengganggu selain bau ini juga kemungkinan akan menjadi sumber penyakit jika di hirup setiap hari.


Dari pantauan di lapangan,Senin 8 Agustus 2022 kotoran yang terlihat di salah satu teras sekolah sangat mengkhawatirkan terlebih lagi dari bau kotorannya. 


Saat di konfirmasi salah satu penjaga sekolah,Kelvin juli martin mengatakan,jika dirinya harus membersihkan kotoran hewan  tersebut sebelum KBM.


“Setiap pagi kami bersihkan kotoran ini bersama guru dan siswa-siswi SDN 7 sebelum memulai tahap belajar mengajar”terangnya.


Bahkan menurut kelvin,dirinya beserta guru dan murid membersihkan kotoran hewan tersebut dengan menggunakan pewangi.


Tampak kotoran kelalawar berserakan di lantai (Foto : dok.Alry)


“Walaupun di bersihkan menggunakan air dan pewangi baunya tetap saja tidak hilang,"katanya dengan nada kesal.


Sementara itu dihubungi terpisah Kepala Sekolah SD N 7 Tanah Abang Helmiwati S.Pd mengatakan,jika pihaknya sudah kehabisan cara untuk mengusir hewan tersebut.


“Kami dari Dewan Guru SDN 7 merasa sangat terganggu dengan kelelawar ini terlebih dari kotoran dan baunya,padahal segala upaya pernah kami lakukan bersama stalkholder yang ada mulai dari pengasapan yang di lakukan bersama Puskesmas Tanah Abang,penangkapan kelelawar menggunakan jaring bersama masyarakat Desa Bumi Ayu,di pasangkan lampu untuk penerangan,pembukaan pelafon di gedung 1 sebanyak 3 ruang kelas dan di berikan racun kelelawar namun semua itu tidak membuat kelelawar yang ada di SDN 7 pergi”.tuturnya.


Helmiwati berharap ada solusi dari pemerintah Kabupaten,terutama Dinas terkait untuk membantu penanganan permasalahan yang di hadapi disekolah yang Ia pimpin.


“Kami berharap ada kebijakan lain untuk penanganan kelelawar ini dari stalkholder kabupaten PALI untuk mengatasi permasalahan ini mengingat akibat dari baunya dapat mengganggu aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar mengajar,"harapnya.


Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Desa Bumi Ayu Sapri Tolib,dirinya bahkan pernah bersama masyarakat mengusir dan menangkapi kelalawar tersebut,namun hasilnya kelalawar itu kembali bersarang ditempat semula.


"Setiap ada kegiatan lintas sektor pernah kami sampaikan baik ke dinkes maupun dinas lainnya namun belum ada tanggapan serius, maka dari itu kami bersama masyarakat pernah mengadakan penangkapan kelelawar tersebut menggunakan jaring,"tandasnya.(red)