Iklan

Latest Post

Rudyansyah
Minggu, November 16, 2025, 16:03 WIB
Last Updated 2025-11-16T09:03:04Z

Putri dan Rahasia Hutan

Di sebuah desa bernama Desa Kenanga, hiduplah seorang gadis kecil bernama Putri. Ia adalah anak yang ceria dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar—terutama terhadap hutan di ujung desa.


Hutan itu dikenal oleh warga sebagai Hutan Suara, karena banyak warga yang mengaku mendengar suara-suara aneh ketika mencoba masuk ke dalamnya. Namun tak satu pun dari mereka pernah melihat siapa pemilik suara itu. Sejak saat itu, warga percaya bahwa Hutan Suara adalah hutan terkutuk.
Namun, tidak bagi Putri. Ia justru merasa penasaran.


Larangan Ibu


Nak, tolong antarkan makanan ini ke ladang untuk ayahmu. Tapi ingat, jangan pernah bermain di dekat hutan, apalagi masuk ke dalamnya, ya.” pesan ibu dengan lembut namun tegas.
Iya, Bu,” jawab Putri patuh.


Sepanjang perjalanan menuju ladang, Putri bersenandung kecil. Namun, saat melintas di dekat Hutan Suara, ia mendengar suara samar.
Suara apa itu? Tapi kata Ibu, aku tidak boleh ke sana. Aku harus cepat antar bekal untuk Ayah,” batinnya sambil mempercepat langkah.


Burung Kecil yang Terluka


Tiba di ladang, Putri melihat sang ayah tengah berteduh di bawah pohon.


Ayah!” serunya sambil melambaikan tangan.
Oh, Putri! Sudah datang, Nak?” jawab sang ayah tersenyum.
Ini bekal dari Ibu, Yah.
Terima kasih, Nak.
Ayah, bolehkah Putri keliling ladang sebentar? Putri mau cari belalang jong.
Boleh, tapi jangan terlalu jauh, ya. Hati-hati.


Putri berjalan menyusuri ladang sambil mencari belalang. Namun aneh, hari itu tak satu pun belalang terlihat.


Kenapa tidak ada belalang? Apa mereka semua sedang tidur, ya?” gumamnya kecewa.


Saat hendak kembali, ia mendengar suara dari balik rerumpunan padi. Dengan hati-hati, ia mendekat dan melihat seekor burung kecil berwarna merah dengan paruh kehijauan.
Wah, cantik sekali!” seru Putri kagum.


Ia berusaha menyentuh burung itu, namun burung itu mengepak-ngepak seolah takut.
Tenang, burung kecil. Putri tidak akan menyakitimu. Putri hanya ingin membantu.
Burung itu pun berhenti mengepak, seolah mengerti. Saat diperiksa, ternyata kaki burung itu terluka.


Dengan hati-hati, Putri mengikat lukanya menggunakan sehelai daun padi.
Semoga cepat sembuh, ya. Sampai jumpa lagi.


Ketika Putri hendak pergi, terdengar suara pelan,


Terima kasih, Putri, sudah membantuku.
Putri menoleh. Tak ada siapa pun di sana. Ia bingung—apakah ia hanya berkhayal?


Suara dari Hutan


Hari demi hari berlalu. Setiap kali Putri melewati Hutan Suara, ia selalu mendengar bisikan samar, tawa kecil, atau nyanyian halus. Kadang jauh, kadang sangat dekat.
Suatu sore, suara itu terdengar jelas sekali.
Apa itu...?” batin Putri penasaran. Ia melangkah pelan mendekati hutan. Namun tiba-tiba teringat pesan ibunya. Ia berhenti sejenak.
Tapi rasa ingin tahunya lebih besar. Putri pun nekat melangkah masuk ke Hutan Suara.


Paman Harimau dan Rahasia Hutan


Di dalam hutan, udara terasa sejuk dan sunyi. Pepohonan menjulang tinggi, daun-daun berdesir lembut diterpa angin.
Ibu, Putri takut... Maaf ya, Ibu, karena tidak menuruti pesan Ibu.” bisiknya.

Tiba-tiba terdengar suara berat,
Kenapa kau datang kalau kau takut, anak manusia?

Putri tertegun. Di depannya berdiri seekor harimau besar! Tubuhnya gemetar, mulutnya ingin berteriak namun tak bisa.
Anak manusia yang berani datang ke sini sendirian, haaaumm!” aum harimau itu.

Jangan menakutinya, Paman Harimau! Anak ini temanku, dia pernah menolongku!
Tiba-tiba muncul burung kecil berwarna merah—burung yang dulu diselamatkannya.

Putri terkejut.
Jadi waktu itu... kamu yang berbicara?
Burung kecil itu mengangguk.
Ya, Putri. Kami semua bisa berbicara di sini. Ini dunia penuh keajaiban.

Dunia Rahasia di Dalam Hutan

Putri mengikuti Paman Harimau dan burung kecil lebih dalam ke hutan. Di sana ia melihat rumah-rumah kecil dan besar milik para hewan—tupai, rusa, gajah, hingga beruang—semuanya bisa berbicara!
Lihat, saudara-saudaraku! Aku membawa teman baru!” seru Paman Harimau.
Hewan-hewan mendekat, sebagian mengendus, sebagian tersenyum ramah.

Ikut kami, Putri. Kami ingin menunjukkan rahasia hutan ini.
Mereka berhenti di depan sebuah pohon raksasa. Dahan-dahannya menjuntai rendah, hampir menyentuh tanah.
Paman Harimau berjalan berkeliling pohon itu beberapa kali, lalu tiba-tiba pohon itu memancarkan cahaya terang. Dalam sekejap, batangnya terbelah dua, membentuk portal bercahaya.

Ayo, masuklah, Putri. Jangan takut.

Putri menelan ludah, lalu melangkah masuk.

Keindahan Dunia Ajaib

Di balik portal, Putri terpana. Mereka kini berada di dalam gua yang berkilau penuh permata.
Apakah ini nyata? Indah sekali!
Benar, Putri. Tapi ingat satu hal,” ujar Paman Harimau dengan tegas.
Jangan pernah ceritakan tempat ini kepada siapa pun. Ini rahasia kita. Rahasia hutan.
Baik, Paman. Putri berjanji.

Di sana, Putri bermain di sungai bersama ikan-ikan kecil, tertawa bersama tupai, bahkan berenang bersama Ibu Beruang.
Hari demi hari, Putri makin sering mengunjungi Hutan Suara. Ia menjelajahi gua, bermain di padang bunga, bahkan membantu lebah mengumpulkan madu.

Suatu kali, seekor kupu-kupu merah muda menyentuh pundaknya. Seketika, Putri memiliki sayap berkilau dan bisa terbang!
Wow! Aku terbang!” serunya gembira.
Itulah keajaiban hutan, Putri.” sahut kupu-kupu.

Rahasia yang Dijaga

Namun ketika langit mulai oranye, Putri sadar hari mulai gelap.
Teman-teman, Putri harus pulang. Ayah dan Ibu pasti khawatir.
Baiklah, kami antar,” kata Paman Harimau.
Ia menunduk agar Putri bisa naik ke punggungnya. Dengan cepat mereka berlari menuju tepi hutan.

Sesampainya di perbatasan, Paman Harimau berkata,
Ingat, Putri. Jangan pernah menceritakan apa pun tentang tempat ini. Ini rahasia kita.
Iya, Paman. Putri berjanji.

Kembali ke Rumah

Sesampainya di rumah, Putri melihat ibunya menunggu di teras dengan wajah cemas.
Ibu!” serunya sambil berlari memeluk.
Kamu dari mana, Nak? Ibu dan Ayah khawatir sekali! Kamu tidak ke Hutan Suara, kan?
Tidak, Bu. Tadi Putri main di dekat ladang, keasikan main sampai lupa waktu. Maaf ya, Bu.
Ibu mengelus kepala Putri lembut.
Sudah, cepat bersih-bersih, lalu istirahat.

Malam itu, Putri berbaring sambil memandang langit-langit kamarnya. Ia tersenyum kecil.
Ia tahu, warga desa mungkin takut pada Hutan Suara. Tapi baginya, hutan itu bukan tempat kutukan—melainkan dunia penuh keajaiban dan persahabatan.
Putri belajar satu hal penting malam itu:

“Penampilan luar bisa menipu, tapi kebaikan hati tidak pernah berbohong.”

Terkini